ZOMBIE HIKIKOMORI Islam adalah agama yang mengatur dan memandu segala urusan manusia sesuai dengan fitrah. Maka Islam akan memposisikan pemeluknya sesuai dengan porsi dan posisi penciptaannya, baik disadari maupun belum disadari oleh mereka yang dipandu Laki-laki di tekankan untuk 5 kali sehari pergi ke masjid untuk bersosialisasi dengan masyarakat atau jama'ahnya. Sebab, laki-laki lebih ditekankan untuk mampu menjalin relasi demi kepentingannya mencari nafkah selaku tulang punggung keluarga. Bukankah interaksi sosial dan silaturahmi membuat seseorang bertambah rezekinya? Dengan saling bertemu, kita bisa saling membantu serta menolong satu sama lain, yang berarti juga kita saling berbagi rezeki. “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi,” (HR. Bukhari – Muslim) Maka lihatlah negara-negara yang membebaskan aturan, sekalipun ia adalah negara maju seperti jepang sekalipun. Ketika tidak ada aturan fitrah terbaik yang di instal dalam kehidupan mereka, maka apa yang terjadi? Mereka justru terjebak dalam siklus yang memisahkan antara hubungan sosial dengan karir. Seolah, kalau mau sukses karir, fokus dengan karir, jangan terlalu menghabiskan waktu untuk bersosialisasi, membangun relationship, dan relasi yang tidak ada hubungannya dengan karir. Demikian pula sebaliknya Sehingga ketika berhubungan dengan sesama motifnya selalu materi mindset: untung rugi, jadilah hubungan itu tanpa kehangatan. Sehingga mereka yang sibuk mencari rizki, mengejar karir, tanpa disadari dipaksa menjadi manusia yang individualis, egois, dan acuh terhadap sekitar Wajarlah jika kemudian fisik, mental orang-orang jepang jika tak sedikit dari mereka menjadi rusak lantaran digempur dengan tuntutan-tuntutan karir, ekonomi, pendidikan, dan sosial tanpa adanya sistem aturan yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan mereka. Mereka dibentuk menjadi zombie yang mematikan perasaan jika ingin bertahan, tanpa pernah tahu hal apakah yang musti mereka lalukan untuk memenuhi semua kebutuhan itu Begitulah yang akan kita alami pula, jika kita menjauh dari akses panduan kehidupan dari Dzat Yang Menciptakan Manusia