TikTok E-commerce Data Analytics, Choose Tikmeta
Get Started
Introduction: This is a tiktok video published by @Ilustrasi. The video has now received more than 26 likes, 3 comments and 0 shares. It is deeply loved by fans. The following is the specific data and similar videos. Address, you can complete the operation on this page by clicking play or bookmarking the video.
Views
290Daily-
Likes
26Daily-
Comments
3Daily-
Shares
0Daily-
ER
10.00%Daily-
Latest Videos
Suara alarm dari ponselku sangat terdengar begitu nyaring di gendang telingaku. Beberapa kali aku menyumpal telingaku menggunakan bantal. Tetap saja hal itu masih mengganggu telingaku, saking muaknya aku segera mematikan suara alarm dari ponselku. Mataku sedikit buram memandangi jam dilayar ponselku, pelan-pelan mengkondisikan mataku agar terlihat jelas. "Akhh! Aku telat lagi," teriakku langsung memposisikan tubuhku menjadi duduk dan beranjak dari tempat tidurku. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, waktunya jam kerja. Almahira Diathama, seorang karyawan bekerja di suatu Klinik Pratama Medikasih daerah khusus ibu kota Jakarta. Benar, aku seorang perempuan berstatus belum menikah diusia dua puluh tiga tahun dan masih tinggal bersama kedua orang tuaku. Aku berlari menuruni anak tangga dengan terburu-buru menuju meja makan lalu mengambil selembar roti tawar dengan olesan selai lanjut meneguk segelas air susu. Setelah itu, aku lari begitu saja sembari mengunyah roti tawarku. "Assalamu'allaikum Mah, Pah, berangkat dulu," pamitku terburu-buru. Kedua orang tuaku sudah terbiasa melihatku begini, jadi tak heran lagi mereka. Aku berlari menuju jalan raya mencari angkotan umum untuk mengantarku ke suatu tempat aku bekerja. Kenapa aku tidak menggunakan motor atau mobil untuk berangkat? Karena, mobilku masih di servise. Motor? dipakai ayahku untuk bekerja juga. Mau tak mau, aku harus menaiki angkotan umum untuk mengantarku. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya angkotan umum itu melewatiku. Langsung saja aku memasuki angkotnya, berdesak-desakan dengan banyaknya orang. Saat di angkot, entah kenapa aku merasakan ada seseorang memperhatikan ku secara diam-diam. Aku tidak takut, aku balik menatapnya dengan sorotan mata sinis. "Apa! Lihat-lihat?!"tanyaku dengan sewot. Pria itu hanya membalas dengan senyuman tanpa membalas apa-apa, sangat menyebalkan sekali dia. Akhirnya, angkot yang kutumpangi berhenti di depan Klinik. Aku buru-buru segera menuruni angkot lalu membayarnya. Saat aku hendak lari, aku merasakan seseorang memanggil namaku---akupun langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata, pria yang ada di angkot tadi, kenapa dia mengikutiku dan dari mana dia mengetahui namaku. Apakah dia Debt Collector? Aku rasa bukan, aku tidak merasa punya hutang. "Alma, aku Alvin teman masa kecilmu," katanya berusaha memperkenalkan dirinya kepadaku. "Tidak tahu. Aku lupa, sudahlah aku sudah terlambat jangan menggangguku," kesalku langsung pergi meninggalkan Alvin seorang diri memasuki Klinik tempat bekerjaku. Keesokan harinya, bertepatan di hari libur---paginya aku pergunakan untuk jogging memutari taman. Tempatnya tidak jauh dari tempat tinggalku. Menyebalkan sekali, aku melihat pria aneh itu lagi, Alvin? benar? dia tidak putus asa menyakinkan dirinya kepadaku. "Alma," panggilnya. Alvin terus mengejarku, sedangkan aku terus menghindar darinya. Sialnya, Alvin lebih kencang larinya dan berhasil menghadangku yang hendak menghindar darinya. "Mau lari kemana? Mau menghindar kemanapun, kalau kita berjodoh kamu bisa apa? Hm? katanya lalu menarik pergelangan tanganku ke suatu tempat. Aku memberontak berusaha untuk minta dilepaskan. Namun, tenaga Alvin terlalu kuat dariku, hingga membuatku pasrah dan mengikuti ke mana dia membawaku. Di-bawah pohon besar, semilir angin pagi mengenai kulitku terasa begitu dingin. Entah ke mana Alvin perginya meninggalkan ku di-bawah pohon sendirian. Sudah memaksa untuk mengikutinya, sekarang malah meninggalkan ku seorang diri. "Minum dulu, haus-kan kamu?" katanya bertanya seraya menyodorkan sebotol air mineral. Aku menerimannya dengan senang hati lalu meminumnya sampai tandas. Alvin menyungging senyum lalu duduk bersebelahan denganku. Alvin sadar melihatku kedinginan---melepaskan jaketnya lalu memakaikan di-punggungku. Aku merasakan perlakuan itu membuatku entah kenapa jantungku terasa berdebar. Setelah berbincang-bincang menyakinkan-ku bahwa dirinya teman masa kecilku. 'Gak cukup' Karya: Cicik Amaliyana #fyp #animasireligi #cicikreligi
597
24
0
@Ilustrasi
1 years ago
Similar Videos
Watch moreMore Videos
Watch more