🌿SPOILER BAB 2🌿 🔥Perebut Laki Orang🔥 "Kalau ada yang mau diceritain, aku siap denger." Kenan berkata lembut, suaranya seperti selimut hangat di malam yang dingin. Setelah orang tua Vey pergi, dia duduk di bangku di sisi brankar, menggantikan posisi Valerie. Vey menarik napas dalam, berusaha menyusun kata-kata yang berkecamuk di benaknya. "Apa kamu kenal sama Kak Nina?" "Kak Nina?" Kenan mengernyitkan dahi, mencoba mengingat. "Istri Om Rey," lanjut Vey, suaranya sedikit bergetar. Kenan menggeleng cepat, ekspresinya jujur dan penuh kebingungan. "Enggak, aku enggak kenal." Vey menyipitkan mata, tatapannya memancarkan ketidakpercayaan. "Kamu enggak bohong, kan?" Wajah Kenan menunjukkan keterkejutan yang sama sekali tidak dibuat-buat. "Bohong gimana maksud kamu?" tanyanya bingung. Ketidak-pahaman dan kejujuran terpantul jelas dalam matanya, seolah dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang Vey bicarakan. Pandangan Vey beralih ke langit-langit kamar, matanya berkedip perlahan. "Gimana dia bisa tahu kalau ... bayi ini anak Om Rey?" gumamnya, meletakkan tangan dengan lembut di atas perutnya yang masih rata. " Padahal seharusnya kamu paham, kan? Enggak ada yang boleh tahu soal ini, Nan. Kalau sampai Om Rey tahu, percuma kita nikah. Gimana kalau suatu saat nanti dia ambil anak ini dari aku?" Satu ketakutan Vey yang membuat Kenan mengerti tentang alasan kenapa Vey pingsan. Kenan menatap istrinya, merasakan beban yang dia pikul. "Aku enggak pernah cerita ke siapa pun tentang itu. Kamu tahu sendiri, kan, apa yang sering aku bilang?" Kenan meraih jemari Vey, sementara tangannya yang lain mengusap perut istrinya dengan lembut, menyampaikan kasih sayang tanpa kata. "Dia anak aku, baby kita. Jadi mana mungkin aku cerita ke orang lain, apalagi istri Om Rey? Aku bahkan enggak kenal dia." Kesungguhan di mata Kenan menembus keraguan Vey. Dia melihat kejujuran yang mengalir dari suaminya, seperti air yang jernih dan menenangkan. "Apa pun yang dia katakan ke kamu, jangan pernah ragu buat bilang kalau baby ini ... adalah anak aku," Kenan berkata dengan suara penuh keyakinan. "Aku yang buat kamu hamil dan aku yang harus bertanggung jawab atas kalian berdua. Kamu, dan baby kita." Kalimat terakhir Kenan bergema bersamaan dengan terbukanya pintu ruang rawat. Suara yang memecah keheningan, membawa masuk arus realitas yang tidak terhindarkan. Rey melangkah dengan cepat, menarik lengan Kenan keluar dari kamar rawat. "Ikut saya sebentar!" serunya dengan nada penuh urgensi. #fizzo #fizzoid #fizzobonus #fizzobonusbook #fizzoidnovel #fizzonovel #fizzorekomendasi #rekomendasinovel #novelgratis #fizzoaffair