Ungkapan Jalaluddin Rumi ini mengandung pesan mendalam tentang cara kita memandang orang lain dan dunia di sekitar kita. Rumi mengingatkan agar kita tidak menjadi seperti Iblis yang hanya melihat aspek fisik dan material dari Adam—seperti lumpur dan air yang membentuk tubuhnya—tanpa memahami esensi spiritual dan potensi yang lebih tinggi di baliknya. Iblis, dengan pandangannya yang dangkal, mengabaikan nilai sejati yang dikandung oleh manusia. Rumi mengajak kita untuk melihat lebih dalam, melewati penampilan luar, dan menemukan keindahan serta potensi besar yang sering tersembunyi di balik hal-hal yang tampaknya biasa atau kurang sempurna. Di sisi lain, ungkapan ini juga mengajarkan kita untuk mengembangkan cara pandang yang lebih luas dan bijaksana terhadap kehidupan. Seperti halnya dalam diri Adam yang pada permukaan hanya tampak sebagai makhluk dari tanah, namun di dalamnya terdapat potensi luar biasa untuk menciptakan keindahan, kebijaksanaan, dan kebaikan, begitu pula dalam hidup, hal-hal yang tampaknya sederhana atau penuh kekurangan sering kali menyimpan nilai-nilai mendalam yang bisa memberikan banyak pelajaran. Dengan melihat "taman indah" di balik "lumpur", Rumi mengajarkan pentingnya kebijaksanaan, kasih sayang, dan pemahaman mendalam dalam menghadapi segala sesuatu.